Ini adalah tulisan perdana saya di pertengahan tahun 2019 ini. Kangen rasanya, walau terkadang hanya berisi curhat, tapi bagi saya semuanya itu penting dan menjadikan saya di saat sekarang ini.
Dulu saya itu tipikal yang baper, ko begitu sih. Terus bisa cepat marah.
Hari ini saya belajar hal baru lagi. Yaitu "mengelola pikiran". Ternyata apa yang membuat sedih, bahagia, atau apapun itu ya pikiran kita sendiri.
Kamu mau milih marah dan sakit hati ketika dikatakan, "kok belum hamil?" Atau "Itu adik iparmu sudah mau 5 bulanan?" Atau "duh, jadi kangen hamil lagi"
Yaudah, itu kan pendapat orang, kamu gak harus bikin orang bersikap jadi apa yang kamu mau. Ya terima, kuncinya kendalikan pikiran. "Positive Mind" itu akan membahagiakan, walau susah. Tapi wajib dicoba bukan? Belum bisa, Ayo coba lagi, belum bisa ayo coba lagi. Sampai kapan? Ya sampai meninggal. Kan tidak bahaya prilaku buruk orang, yang bahaya adalah perilaku buruk diri sendiri? Emang ada gitu disiksa di neraka karena dosa orang lain?
Sejujurnya menunggu kehamilan diusia pernikahan yang hampir 2 tahun buat banyak berkah ternyata.
1. Saya punya spare waktu untuk membahagiakan keluarga inti
2. Asset investasi bertambah
3. Waktu pacaran ada, karena kami gak pacaran dulu jadi bisa travelling bareng.
4. Ini yang paling penting. Yaitu sifat "Yo wes ben" dan penerimaan.
Dulu saya itu tipikal yang baper, ko begitu sih. Terus bisa cepat marah.
Sekarang, no no no. Saya sampai mikir, apaan sih marah, jelek tau mukanya, norak lagi. Saya lebih ke diem atau terima. Lagian pernah gak sih ngerasa kalau sudah ngomel itu dada nyesek?
Gak mau kan, makanya "yo wes ben". Salah ya perbaiki, kasih tau dan yang penting memaafkan. Udah selesai, gak ada pengulangan dan mengungkit-ungkit kesalahan. Kalo bandel lagi yak kasih tau. Sabar, dia, ia dan merekapun bukan malaikat? Dan kamu pun manusia bukan?
Pikiran positive juga menghasilkan ketenangan menurutku, walau saya belum sempurna menjalaninya. Karena kadang ketika saya melihat prilaku buruk orang misal di tempat kerja saya suka mendiskusikan walau sambil ketawa-ketawa. Kok ini orang lucu ya?
Itu salah gak din? Ya jelas salah. Kamu terima tapi membicarakan keburukan orang lain itu tetap gibah dan dosa. Mungkin pahala sabar gak marah dihadapan dia kehapus alias impas sama ngomongin keburukannya.
Yah rugi dong. Gak balik modal dong.
Iya ini yang harus dikelola. Terus bagaimana saya mulai mengurangi "ngetawain" istilahnya kesalahan orang. Saya masih coba nih ya tapi insya Alloh sedikit mengurangi. Hal itu adalah
"Baca Subhanallah wabihamdihi 100x"
Iya zikir aja banyakin. Setiap mau ngobrol yang gak penting alias gibah di dalam hati langsung zikir aja. Kalo ada orang yang ngajak gibah terlanjur ya pura-pura denger aja jadi gak perlu ditimpalin sambil zikir.
Serius ngefek din?
Iya lumayan 70% ngedistrak dan menahan untuk tidak gibah. Selebihnya harus cari tau cara lain. Semisal puasa mungkin? Tapi saya belum coba. Cuma kepikiran dan mau coba soalnya dengan puasa kan jadi terjaga untuk tidak ngomongin orang, Iyalah daripada hanya dapat lapar dan haus saja ?
Baiklah ini sedikit pemikiran dan tulisan berdasar pengalaman pribadi di 20 Agustus 2019 ini. Semoga bermanfaat dan mohon maaf ya bila ada yang kurang berkenan.
See u on the next post gaesss 😊
Komentar
Posting Komentar