Panas terik ini saya turun berjalan menyusuri jalan merdeka, sesampainya saya liat sebuah halte bis pariwisata yang menawarkan sensasi baru melihat ibu kota dengan bis tingkat, nyaman, ber AC tanpa khawatir bergelantungan dan yang paling menarik dia gak diminta bayaran alias free.
Saya memutuskan untuk berhenti di mesjid istiqlal Juanda mengingat waktu sebentar lagi memasuki dzuhur. Seusai mengambil wudhu dan maju di shaf sholat di lantai utama mesjid ini saya merasa bahagia melihat 2 anak kecil laki-laki berlarian tertawa. Iya, bagi saya selama mereka tidak mengganggu sholat berjamaah, pikir saya baik anak kecil terbiasa di lingkungan mesjid.
Tanpa diduga, di sebelah saya terlihat 2 - 3 anak kecil bermukena rapi, sepertinya seusia 7-8 tahun mereka. saya lihat baik- baik sembari tersenyum. ingin rasanya saya sapa, tapi melihatnya saja saya sudah bahagia.
Tiba waktu sholat, sudah seharusnya jamaah sadar untuk merapatkan barisan agar tidak diganggu syaitan, saya tergerak maju ke depan mengisi shaf yang kosong dan lisan ini tetiba tergerak untuk meminta salah satu dari anak kecil itu maju, "ayo cantik maju 1 orang lagi', ujarku.
Tanpa diduga, di sebelah saya terlihat 2 - 3 anak kecil bermukena rapi, sepertinya seusia 7-8 tahun mereka. saya lihat baik- baik sembari tersenyum. ingin rasanya saya sapa, tapi melihatnya saja saya sudah bahagia.
Tiba waktu sholat, sudah seharusnya jamaah sadar untuk merapatkan barisan agar tidak diganggu syaitan, saya tergerak maju ke depan mengisi shaf yang kosong dan lisan ini tetiba tergerak untuk meminta salah satu dari anak kecil itu maju, "ayo cantik maju 1 orang lagi', ujarku.
dan disinilah saya belajar. . .
Selepas sholat dan berdoa, saya lihat anak kecil wanita disebelah saya bangkit untuk melaksanakan sunah rawatib 2 rakaat. Haru saya melihat anak kecil yang terjaga hingga sholat sunahnya. padahal diusia mereka hisab belum turun dan murni pahala ibadahnya untuk kedua orang tuanya. Sungguh mulia anak ini pikirku.
Disini saya "ditampar", bahwa mau sampai kapan lagi Din kamu gak nyoba merutinkan sholat rawatib? kamu itu sudah gede, dosa banyak, dulu pernah bolong, masa sholat masih aja yang wajib? mau nunggu berapa tahun lagi din?
makasih ya de, kamu ngasih saya pelajaran untuk meningkatkan ibadah.
"Duhai Tuhan Yang Maha Baik, Ya Rahman Ya Rahim. . . Terimakasih atas pelajaranmu hari ini. Terimakasih juga engkau sudah mengundangku kembali. Terimakasih telah kembali merangkul saya padahal saya beberapa kali berontak dan berlari..
Saya Sayang Engkau Tuhan ku, tolong tetapkan keimanan dan keislaman ini hingga akhir hayat, jadikan anak-anak kecil yang saya temui tadi sebagai syiar kedamaian agama islam, jadikan mereka semua anak yang berguna bagi keluarga, bangsa dan agama.
...
Dan untukku Alloh, terimakasih atas kesempatan yang selalu engkau beri, semoga saya tidak berontak lagi dan bisa menjadi cahaya terpancarnya kedamaian islam minimal bagi diri saya dan keluarga kelak. Aamiin.."
Jakarta, 5 September 2017
Alhamdulillahi ala quli hal
Disini saya "ditampar", bahwa mau sampai kapan lagi Din kamu gak nyoba merutinkan sholat rawatib? kamu itu sudah gede, dosa banyak, dulu pernah bolong, masa sholat masih aja yang wajib? mau nunggu berapa tahun lagi din?
makasih ya de, kamu ngasih saya pelajaran untuk meningkatkan ibadah.
"Duhai Tuhan Yang Maha Baik, Ya Rahman Ya Rahim. . . Terimakasih atas pelajaranmu hari ini. Terimakasih juga engkau sudah mengundangku kembali. Terimakasih telah kembali merangkul saya padahal saya beberapa kali berontak dan berlari..
Saya Sayang Engkau Tuhan ku, tolong tetapkan keimanan dan keislaman ini hingga akhir hayat, jadikan anak-anak kecil yang saya temui tadi sebagai syiar kedamaian agama islam, jadikan mereka semua anak yang berguna bagi keluarga, bangsa dan agama.
...
Dan untukku Alloh, terimakasih atas kesempatan yang selalu engkau beri, semoga saya tidak berontak lagi dan bisa menjadi cahaya terpancarnya kedamaian islam minimal bagi diri saya dan keluarga kelak. Aamiin.."
Jakarta, 5 September 2017
Alhamdulillahi ala quli hal
Komentar
Posting Komentar